Keseimbangan Ekosistem - Buat kamu semua yang mana kami akan sampaikan kepada anda semua tentang Keseimbangan Ekosistem sehingga dengan soal Keseimbangan Ekosistem maka kami sampikan tentang pembahasa Keseimbangan Ekosistem tersebut untuk itu langsung saja kami akan jelaskan selengkapnya tentang Keseimbangan Ekosistem ya.
Ekosistem hutan termasuk ekosistem alam. Ekosistem alam adalah ekosistem
yang terbentuk dengan sendiri tanpa campur tangan manusia. Keseimbangan
ekosistem di alam dapat terganggu karena kegiatan manusia. Manusia
adalah penyebab gangguan terbesar terhadap ekosistem. Apa yang dimaksud
dengan ekosistem? Ekosistem adalah hubungan saling mempengaruhi (timbal
balik) antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk
oleh komponen-komponen makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup
(abiotik). Komponen biotik terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan.
Komponen biotik dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
Komponen Biotik
- Produsen yaitu organisme yang mampu menghasilkan makananya sendiri.
Yang termasuk produsen adalah tumbuhan hijau, karena mampu melakukan
fotosintesis.
- Konsumen yaitu organisme yang tidak mampu menghasilkan sendiri
makanan di dalam tubuhnya. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah
dibentuk oleh produsen, atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya.
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah hewan dan manusia.
- Pengurai yaitu organisme yang mampu menguraikan zat-zat organik dari
bangkai yang telah mati. Contohnya adalah bakteri, jamur dan mikroba.
Dalam sebuah ekosistem terdapat satuan-satuan makhluk hidup, meliputi
- Individu, yaitu satuan terkecil dari makhluk hidup atau disebut juga satuan makhluk hidup tunggal.
- Populasi, yaitu kelompok makhluk hidup yang sejenis dan menempati daerah tertentu.
- Komunitas, yaitu sekumpulan populasi yang mendiami wilayah tertentu.
- Ekosistem, yaitu hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
- Bioma, yaitu kumpulan dari ekosistem dalam suatu wilayah tertentu. Contoh : gurun, padang rumput, savana dan steva.
- Biosfer, yaitu semua ekosistem yang ada di permukaan bumi.
Dalam ekosistem pasti terdapat interaksi atau hubungan timbal balik
antara komponen yang satu dengan yang lain. Interaksi yang terjadi bisa
berupa interaksi yang saling menguntungkan, merugikan, atau tidak
berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis interaksi
tersebut antara lain: Simbiosis, terbagi menjadi tiga jenis :
mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.
Bentuk-bentuk Simbiosis
1. | Simbiosis parasitisme, adalah hubungan
antar makhluk hidup di mana satu pihak mendapat keuntungan dan pihak
yang lain akan di rugikan. Contoh simbiosis parasitisme yaitu: tumbuhan
benalu dengan inangnya, bunga raflesia dengan inangnya, cacing perut
yang hidup dalam tubuh manusia, dll. |
2. | Simbiosis mutualisme, adalah hubungan antar makhluk
hidup yang saling menguntungkan. Jadi dari kedua pihak tidak ada yang di
rugikan. Contoh simbiosis mutualisme adalah: ikan remora dan ikan hiu,
burung jalak dan kerbau, dll. |
3. | Simbiosis komensalisme, yaitu simbiosis yang
menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak yang lain tidak mendapat
keuntungan tapi juga tidak di rugikan. Contoh simbiosis komensalisme
adalah: ikan badut dengan anemon laut, anggrek dengan tumbuhan inangnya. |
Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik
biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah
maupun peranannya dalam lingkungan. Dalam ekosistem terjadi peristiwa
makan memakan yang kita sebut dengan istilah rantai makanan. Idealnya
dalam sebuah rantai makanan jumlah masing-masing anggotanya harus sesuai
dengan aturan ekosistem. Dalam suatu ekosistem harus ada keseimbangan
antara produsen dan konsumen. Kehidupan dapat tetap berlangsung jika
jumlah produsen lebih besar dari konsumen tingkat I. Konsumen tingkat I
lebih banyak dari konsumen tingkat II dan seterusnya.
Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila semua komponen biotik maupun
abiotik tidak berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun
perananya dalam lingkungan. Sehingga dapat dikatakan tidak seimbang jika
salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak. Misalnya populasi
tikus di sawah sedikit karena terus diburu oleh para petani akan
mengakibatkan populasi ular menurun karena kehabisan makanan berupa
tikus.
Faktor Penyebab Terganggunya Keseimbangan Ekosistem
Selain faktor-faktor alam, keadaan yang sangat memengaruhi keseimbangan
ekosistem adalah keberadaan dan aktivitas manusia. Dengan akal dan
pikirannya, manusia akan dengan mudah mengubah suatu lingkungan.
Hasilnya adalah terjadi kerusakan dan ketidakseimbangan ekosistem.
Terdapat dua faktor penting yang menyebabkan tergangunya ekosistem.
Yaitu : (1) faktor alam dan (2) faktor manusia.
- Faktor Alam Faktor yang terjadi akibat bencana alam. Misalnya :
banjir, gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Jika
suatu lingkungan terkena bencana biasanya akan terdapat salah satu
komponen yang rusak sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tidak
seimbang.
- Faktor Manusia Faktor yang terjadi karena ulah tangan manusia.
Aktivitas manusia dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem.
Berikut ini beberapa kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan
ekosistem.
Berikut ini kegiatan manusia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
1. Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan
Alat-alat rumah tangga terbuat dari kayu. Jenis kayu yang banyak
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, contohnya meranti, kamper,
jati, dan mahoni. Jenis-jenis kayu tersebut diambil dari hutan. Adanya
penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan kerusakan pada tempat
hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis tumbuhan yang
menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini terjadi karena
pengambilan secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman
kembali. Tumbuhan yang menjadi langka akibat kerusakan habitatnya
misalnya pohon jati, bunga anggrek, dan bunga rafflesia.
Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Di dalam hutan
hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan,
tempat tinggal, dan perlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Jika
pohon-pohon ditebang terus, sumber makanan untuk hewan-hewan yang hidup
di pohon tersebut juga akan berkurang atau tidak ada, karena itu banyak
hewan yang kekurangan makanan. Akibatnya banyak hewan yang musnah dan
menjadi langka. Selain menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka
lahan pertanian dan perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya
lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi kering dan tidak subur.
Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan besar banyak yang
mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini
juga dapat merusak keseimbangan ekosistem.
2. Perburuan Hewan secara Terus-Menerus
Banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan ekosistem misalnya
penangkapan ikan di laut dengan racun atau peledak. Hal ini dapat
menyebabkan rusaknya terumbu karang. Terumbu karang merupakan tempat
hidup ikan-ikan kecil yang merupakan makanan ikan yang lebih besar.
Penangkan ikan dengan kapalkapal pukat harimau dapat menimbulkan
penurunan jumlah ikan di laut. Sebab dengan pukat harimau ikan kecil
akan ikut terjaring.
Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih,
badak, dan harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi
langka. Manusia ada yang berburu hewan hanya untuk bersenang-senang.
Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan makanan, hiasan, atau pakaian.
3. Penggunaan Pupuk yang Berlebihan
Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya
tetap baik dan banyak. Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu di
antaranya dengan pemupukan dan pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang
digunakan para petani ada dua macam, yaitu pupuk alami dan pupuk buatan.
Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya
dari kotoran hewan atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk
alami dikenal dengan sebutan pupuk kandang atau pupuk kompos. Pupuk
buatan adalah pupuk yang dibuat dari bahan kimia. Contoh pupuk buatan
adalah urea, NPK, dan ZA. Penggunaan pupuk buatan harus sesuai dengan
aturan pemakaian karena dapat mempengaruhi ekosistem. Pupuk buatan yang
berlebihan jika kena air hujan akan larut dan terbawa air ke sungai atau
danau. Akibatnya di tempat tersebut terjadi penumpukan unsur hara
sehingga gulma tumbuh subur.
Untuk memberantas hama, para petani menggunakan pestisida atau
insektisida. Contoh penggunaan insektisida yang merusak ekosistem adalah
penggunaannya tidak tepat waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis
insektisidanya tidak sesuai. Penggunaan insektisida dan pestisida ini
harus sesuai dengan ketentuan agar tidak membunuh makhluk hidup yang
lain, seperti burung atau hewan lainnya yang tidak merusak tanaman.
4. Pembuangan Limbah dan Sampah
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan
sampah atau limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian,
transportasi, sampai limbah industri. Plastik yang digunakan sebagai
pembungkus merupakan contoh limbah rumah tangga. Pestisida jika
digunakan berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap kendaraan
merupakan limbah transportasi. Adapun contoh limbah industri berupa
limbah cair dan asap. Sampah dan limbah tersebut ada yang mudah
diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan sampah
tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan.
5. Kegiatan Mencemari Lingkungan
Mencemari lingkungan artinya menambahkan zat pencemar (polutan) pada
lingkungan sehingga lingkungan menjadi tercemar. Ada beberapa macam
pencemaran, yaitu:
- Pencemaran tanah, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau
padat yang masuk ke dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan
oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan
pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah dapat berpengaruh
terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
- Pencemaran air, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk ke dalam air.
- Pencemaran udara, Yaitu masuknya polutan udara seperti asap kendaraan, debu, dan jelaga.
- Pencemaran suara Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan
bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder
yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
6. Kegiatan Pembangunan
Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan.
Pohon-pohon yang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan
ditebang sehingga hewan tersebut terancam keberadaannya. Aktivitas ini
sangat mengganggu keseimbangan lingkungan. Daerah-daerah di sekitar
perbukitan dapat terkena bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
7. Kegiatan Penambangan
Pengeboran minyak dan penambangan mineral secara terbuka pun akan
menimbulkan kerusakan lingkungan. Pengeboran minyak dan pertambangan
terbuka dapat mengurangi sumber daya alam dan mencemari daerah
sekitarnya. Akibat kegiatan tersebut cukup sulit untuk ditanggulangi dan
menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif.
8. Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar
dapat berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan
polusi udara. Pembakaran tersebut antara lain menghasilkan gas karbon
dioksida menjadi bertambah. Hal ini mengakibatkan bumi semakin panas.
Kondisi ini mengakibatkan beberapa jenis makhluk hidup kesulitan
beradaptasi. Beberapa diantaranya ada yang mati, dan keseimbangan
ekosistem menjadi terganggu.
Dampak Ketidakseimbangan Ekosistem Terhadap Makhluk Hidup
Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian
alam seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan.
Perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh manusia atau
kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi
kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan
manusia.
Penebangan pohon (Pembalakan liar atau penebangan liar (bahasa Inggris:
illegal logging) adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan
kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat) di
hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan akibat yang saling berantai
antara faktor biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan
sebagian besar produsen dalam suatu ekosistem. Karena itu akan
menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang ada di hutan
tersebut. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka, maka air akan
langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi.
Dengan tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke dalam
tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi besar.
Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang
subur.
Ekosistem yang tidak seimbang akan membawa dampak buruk terhadap makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Dampak tersebut sudah pasti sangat
merugikan. Berikut ini beberapa dampak akibat terganggunya keseimbangan
ekosistem bagi makhluk hidup, diantaranya:
- Kepunahan suatu spesies atau populasi, Jika gajah terus diburu untuk
diambil gadingnya, tidak hanya akan menyebabkan populasi gajah semakin
berkurang tetapi dapat menyebabkan spesies gajah akan hilang dari muka
bumi.
- Kerusakan atau bencana, Yang paling dominan merasakan dampak dari
bencana adalah manusia. Manusia akan selalu merasa khawatir dan takut
jika bumi ini mengalami terus-menerus bencana. Bencana sangat merugikan
manusia. Manusia bisa kehilangan segala-galanya akibat bencana.
Kehilangan harta benda, tempat tinggal bahkan kehilangan nyawa.
- Munculnya anomali (keanehan) ekosistem, Keanehan-keanehan sering muncul akibat ekosistem yang tidak seimbang.
Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Untuk menjaga agar ekosistem kita tetap seimbang maka diperlukan
usaha-usaha yang nyata yang dapat kita lakukan. Beberapa usaha untuk
menjaga keseimbangan ekosistem diantaranya:
1. | Melakukan perlindungan hutan dengan cara
antara lain: menebang hutan secara selektif, melakukan reboisasi,
mencegah terjadinya kebakaran hutan, melakukan pangadaan: taman nasional
(kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dan
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam); cagar alam (kawasan
suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan,
satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami); suaka margasatwa (kawasan
suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau
keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan
pembinaan terhadap habitatnya); |
2. | Tidak melakukan perburuan liar terhadap satwa-satwa; |
3. | Tidak menagkap ikan dengan pukat harimau dan bahan peledak; |
4. | Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan dan menggalakan penggunaan pupuk alami; |
5. | Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain; |
6. | Tidak membuang sampah sembarangan; |
7. | Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan. |